PKB Tak Masalah Cak Imin Cawapres: Realistis, Gerindra Lebih Besar

17 November 2022 18:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panglima Santri Indonesia Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) memimpin apel akbar peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2022 di komplek Tugu Pahlawan Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (22/10/2022).  Foto: Dok. Labib
zoom-in-whitePerbesar
Panglima Santri Indonesia Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) memimpin apel akbar peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2022 di komplek Tugu Pahlawan Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (22/10/2022). Foto: Dok. Labib
ADVERTISEMENT
Wakil Sekretaris Dewan Syuro PKB Maman Immanulhaq mengaku tak masalah jika Ketum Muhaimin Iskandar maju sebagai cawapres di 2024. Pasalnya, menurut Maman, PKB realistis dengan suara Gerindra yang lebih besar di pemilu 2019 lalu.
ADVERTISEMENT
"Bukan legowo, soal realitas. Jadi kita harus pahami, bahwa politik cair, politik dinamis, politik itu juga ngukir juga realitas kita. Kalau kita dengan Gerindra, ya kita jadi cawapres kan posisinya," kata Maman di Gedung DPR, Senayan, Kamis (17/11).
"Tetapi kalau kita misalnya dengan partai-partai lain yang suara kita lebih banyak, kita jadi capres tentunya," lanjutnya.
Jika Cak Imin menjadi cawapres, Maman menuturkan, PKB akan mengubah putusan Muktamar PKB yang mengamanatkan Cak Imin menjadi capres. Keputusan dapat diubah dengan mengadakan Rakernas.
Ketum PKB Muhaimin Iskandar usai Mendaftarkan Partainya ke KPU. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
"Itu (putusan Muktamar) tentu akan ada keputusan perubahan itu lewat mekanisme Rakernas atau apa, tidak masalah," sebutnya.
Namun, imbuhnya, perubahan hasil Muktamar menunggu kesepakatan akhir dengan Gerindra.
"(Keputusan berubah) sampai ada kesepakatan dengan Gerindra," ucap anggota komisi VIII DPR ini.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, saat ini PKB masih menunggu perkembangan koalisi dengan Gerindra.
"Betul (nunggu koalisi). Karena kita masih menunggu koalisi. Koalisi ini nanti firmnya dengan siapa. Masih tidak menutup kemungkinan misalnya kalau partai islam bersatu, di partai islam itu kan PKB paling besar. Capresnya bisa Pak Muhaimin. Atau Gerindra PKB ditambah PDIP dan lain-lain. Nah itu akan terus dinamis," tandasnya.